Menikah

Sudahkah kamu menikah? Apa pandanganmu tentang pernikahan? Mengapa kamu menikah? Dan apakah pernikahanmu bahagia (bagi yang sudah menikah)?

“Menikah”, merupakan topik yang tak akan pernah habis bila dibahas, terlebih lagi bagi kita yang hidup dibelahan dunia sebelah timur. Menikah merupakan keharusan. Bahkan ada yang menikah beberapa kali, dengan berbagai alasan, baik kepercayaan, kebahagiaan, tuntunan keluarga, dan lain sebagainya. Berbeda pandangan dengan mereka yang hidup dibelahan dunia sebelah barat, yang memandang pernikahan bukanlah sebagai suatu keharusan, tapi dimana menjadi pilihan bagi mereka yang yakin dapat mempertahankan komitmen dan hidup bersama orang yang telah mereka pilih.

Sebenarnya apa pandangan yang benar mengenai pernikahan? Pernikahan lazimnya adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, hukum dan sosial. Dan tentunya ini berbeda-beda menurut tradisi dari masing-masing orang [wikipedia]. Tapi bila melihat secara umum, pernikahan sendiri adalah ikatan janji antara dua insan, untuk sehidup semati, menjadi satu kesatuan baik dalam suka duka, sehat sakit, baik atau buruk keadaan. Dalam pernikahan sendiri diperlukan yang namanya tanggung jawab dan komitmen, tidak hanya berbicara mengenai cinta dan harta. Pernikahan yang baik, memang didasari oleh cinta, tapi mempertahankan pernikahan tidak cukup hanya berdasarkan cinta. Dan pernikahan sendiri tidak bisa bertahan bila hanya ada satu pihak yang mengusahakannya. Seperti artinya sendiri, pernikahan adalah ikatan janji dua insan, jadi akan timpang/ berat sebelah bila dilakukan oleh satu pihak saja yang ingin mempertahankannya.

Membahas pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah, melainkan sangat kompleks. Dengan berbagai latar belakang, keadaan sosial, agama, lingkungan, kepentingan, menjadikan yang namanya biduk rumah tangga pernikahan itu tidak bisa dinilai oleh orang luar secara sepihak/ ringan. Keberhasilan pernikahan pun bukan dilihat dari jumlah keturunan, atau foto yang mesra di akun sosial media, hadiah-hadiah mewah/ liburan mewah, melainkan hubungan diantara kedua insan tersebut, apakah harmonis? Apakah ada komunikasi yang dibangun dengan benar, dan lain sebagainya.

Mungkin kurang tepat bila saya menuliskan ini, disaat saya pun belum memasuki gerbang pernikahan. Tapi saya adalah seorang anak dari orang tua yang menikah, dan tumbuh besar dalam rumah tangga yang dibangun atas dasar pernikahan. Jadi sedikitnya, saya dapat melihat dan merasakan bagaimana pernikahan tersebut, walaupun nanti bila menikah pun belum tentu keadaan saya akan seperti yang dialami oleh orang tua saya. Karena itu, saya ingin membahas pernikahan dari lapisan paling luar, dilihat dari kacamata single yang mempersiapkan diri untuk pernikahan.

Saya pernah mendengar suatu pemateri mengatakan bahwa “Menikah harus dilakukan oleh dua orang DEWASA”. Kenapa harus dewasa? Karena peliknya keadaan yang akan dihadapi dalam pernikahan itu hanya bisa dihadapi oleh seorang yang dewasa. Seorang yang dewasa itu yang bagaimana sih? Menurut saya, seorang yang dewasa adalah seseorang yang berani bertanggung jawab, memiliki komitmen yang tinggi, mampu meminta maaf dan memaafkan, mampu menerima dan menghargai kekurangan dan kelebihan pasangan kita, dan memiliki keinginan yang kuat untuk bertumbuh bersama. Banyak quote diluar sana mengatakan bahwa DEWASA itu tidak bisa dinilai dari usia seseorang, ada yang sudah berumur tapi tingkah laku dan cara berpikirnya masih sangat kekanak-kanakan, sangat egois, dan tidak mau diatur/ diberikan masukan, dan seenaknya sendiri. Untuk itu, orang-orang seperti ini semestinya tidak mengambil komitmen untuk menikah, kecuali mereka telah secara sadar berubah. Karena kalau tidak, mereka akan menjadi beban bagi pasangan dan dua belah keluarga dan sekitarnya. Permasalahannya sekarang, hal ini yang tidak dipahami oleh sebagian besar orang. Ada yang berpikir bahwa dengan menikah maka permasalahan keluarga/ keuangan/ bahkan masalah hidupnya sendiri akan selesai. NO! Jelas tidak, karena justru dalam pernikahan masalah akan datang dua kali lebih besar, tapi kebahagiaan juga akan lebih besar bila menjalani dengan orang yang tepat.

Dan pernikahan bukanlah sekedar tentang seks. Sangat dikasihankan bagi mereka yang menganggap bahwa menikah adalah cara untuk menyalurkan hasrat nafsu birahi mereka. Karena dalam pernikahan kamu juga perlu hidup, makan, membangun masa depan, yang mana semua hal itu tidak bisa diselesaikan dengan seks. Terlebih bagi mereka yang sudah terikat dengan pornografi atau sexual activity sebelum menikah, mereka akan menuntut banyak hal dari pasangannya, apalagi bila pasangannya saat itu tidak mood atau memang tidak mau berhubungan, maka akan terjadi percekcokan dan pelampiasan ke hal-hal/ orang lain yang tidak semestinya. Sangat komplekskan? Dan ini baru satu bagian dari beribu bagian yang bisa terjadi dalam pernikahan. Karena itu, menikah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dan karena itu bukan sesuatu yang dengan sembarangan bisa diputuskan.

to be continue…

Leave a comment