KILL YOUR WILLINGNESS!!

Akhir-akhir ini aku teringat akan masa-masa dimana sering kali aku membuat alasan-alasan ‘bodoh’ untuk membenarkan keinginanku sendiri.

Pernahkah kalian berkeinginan membeli sebuah gadget, hanya sebenarnya karena ingin, teknologinya muthakir dan sebagainya. Kalau dilihat apakah sesuai kebutuhan, mungkin tidak, tapi karena keinginan itu yg semakin besar maka kamu membuat alasan sedemikiam rupa untuk mendapatkannya dan tak jarang kamu berbohong untuk mendapatkan itu.

Dari keinginan yg simple, maka lahirlah tindakan-tindakan yg kurang terpuji bahkan sangat tidak terpuji. Bila keinginan kita itu dibuahi dengan alasan/ pembenaran, maka pikiran kita akan teracuni oleh hal itu dan menutupi kebenaran yg ada.

Ingat kejadian dimana Hawa digoda oleh iblis untuk memakan buah dari pohon pengetahuan yg baik dan jahat? Mungkin awalnya hawa biasa aja, tapi ketika pikirannya diracuni oleh iblis, maka hasrat/ keinginan itu muncul, ditambah dengan alasan dan pembenaran yg diberikan maka terjerumuslah dia. Awalnya hanya dia saja, tapi begitu hasrat itu terpenuhi maka ia akan mengundang pihak lain untuk ikut didalamnya. Dan apa yg terjadi? Ketika Tuhan datang berjalan ditengah taman dan mencari mereka? Ketika mata mereka terbuka dan menjadi tahu apa yg ada? Sebenarnya mata mereka bukan terbuka dan melihat mereka telanjang, tapi justru dosa itu melucuti jubah mereka. Dan ketika Tuhan bertanya kepada mereka, kalian pasti tahu bahwa baik wanita dan pria itu saling menyalahkan dan bahkan wanita itu menuduh si ular sebagai penyebab. Memang dialah yg menggoda hawa, tapi keputusan untuk ikut godaan tersebut ada di hawa.

Dan akibat dosa ini telah turun menurun menjadi habit manusia. Ketika mereka berkeinginan dan mereka berusaha mendapatkannya dengan kondisi mungkin sumber daya yg memadai maka itu akan jadi kepuasan sementara, tapi bila sumber daya tak memadai maka akan lahirlah kejahatan.

Contoh: saya berkeinginan membeli smartphone baru, padahal smartphone saya masih baik, namun karena saya ingin dan gengsi dengan teman-teman maka saya mencoba untuk merengek ke orang tua. Dengan alasan untuk mempercepat belajarlah, bekerja, dll. Dan bahkan acap kali berjanji hal-hal yg baik untuk memuluskan hal tsb. Padahal itu suatu alasan utk membenarkan keinginan kita saja. Sound familiar? Ok, next.

Atau si A ingin memiliki motor, namun ia gak punya duit, dan kondisi motor yg sekarang masih ok. Ia berusaha keras dg menabung, supaya bisa mendapat yg baru. Well, ini masih OK, karena usaha yg positif. Lalu bagaimana dg ini, si B gemar pornografi, suatu ketika waktu ia sedang “ingin” dan lewatlah gadis kecil, maka bernafsulah dia, sehingga ia memperkosanya. Berawal dari keinginan!! Melahirkan dosa yg lebih besar.

Lalu tidak bolehkah kita berkeinginan?

Keinginan ada disetiap diri manusia. Keinginan untuk menjadi pintar, sukses, cantik, langsing, dan lain sebagainya adalah baik ASAL usaha yg dilakukan sepadan dan positif. Selain itu diperlukan pemikiran terhadap keinginan tersebut, apakah keinginan itu dibutuhkan atau tidak? Kalau tidak seharusnya itu bisa “dimatikan”.

Lalu bagaimana kalau keinginan kita adalah menjadi lebih dekat dengan Tuhan? Masa dosa?

Membangun hubungan, menjalin komunikasi dan menyembah sebenarnya adalah KERINDUAN Tuhan kepada makhluk ciptaanNya. Itu adalah inisiatif Tuhan sendiri yg ditanamkan dalam diri kita untuk mencari diriNya. Dalam hal ini banyak yg menyimpulkan itu menjadi keinginan, tapi saya lebih suka membahasakannya menjadi KERINDUAN.

So, alasan-alasan atau keinginan-keinginan apa yg anda buat atau bangun saat ini untuk membenarkan tindakan anda? Adakah itu bermanfaat? Ada kah itu memberkati orang lain? Apakah itu mengerjakan/ menyenangkan hatiNya?

Leave a comment